rinai kini datang bertubi-tubi menyapu debu malam.
menyatukan senyawa-senyawa yang terpisah ruang.
meresonansi kenangan lewat gemericiknya yang menenangkan.
hampir saja..
aku terbawa hanyut dalm simphoni menyayat hati itu.
menyayat hati, karena rasa kenanganku sepahit hujan yang bercambur debu.
mataku remang menatap cakrawala gulita malam ini.
hujan lebat untuk malam yang kering.
tak sabar kumenanti mentari yang hangat. untuk jiwa yang lembab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar